Sabtu, 14 Agustus 2010

Sonata Rindu

Untuk seseorang yang selalu hadir dalam tiap gumpal nafasku..

Kekasihku..

Saat aku menulis ini, malam telah meretas geming.. Tertunduk aku, seraya memandang langit yang ditudungi oleh bias sinar rembulan.. Betapa inginnya aku, kau berada di sampingku saat ini.. Aku ingin merasakan getar napasmu saat kau biarkan kepalaku jatuh di pundak mu.. Kedua tangan kita saling berangkulan erat.. Seolah-olah, tak ada yang dpat memisahkan kedua jiwa kita yang telah melebur menjadi satu.. Aku sudah bukan lagi aku.. Kamu bukan lagi kamu.. Berdua aku dan kamu telah menjadi kita..

“You come to love not by finding the perfect person, but by learning to see an inperfect person perfectly.” Aku merasa kalimat itu sungguh benar bagiku.. Mencintai seseorang berarti menerima kekurangannya, sekaligus berusaha melengkapinya. Manusia lahir tak sempurna sehingga dia memerlukan seseorang untuk melengkapi hidupnya.. Kita berdua sama-sama tidaklah sempurna total.. Ada gumpal kekosongan dan kelemahan yang mengisi semesta tubuh kita.. Tetapi ketika kita saling mencintai, kita justru menemukan diri kita masing-masing telah sempurna adanya.. Sebab, kita telah menemukan serpihan puzzle dan belahan jiwa yang akan melengkapi setiap relung kosong dalam diri kita..

Kasihku, satu-satunya huruf A dalam hidupku, aku merasa jarum jam berputar
lebih cepat ketika aku bersamamu.. Benarkah itu..? Ataukah itu hanya perasaan ku saja..? Yang pasti, tak terasa waktu berpusaran dalam lesatnya.. Sudah lebih satu tahun kisah cinta ini kita lakoni bersama.. Bahagiakah kamu..? Aku teramat sangat bahagia.. Dalam setiap pertemuan kita, kau tak pernah lupa menyunggingkan seulas senyum manismu.. Kau genggam tangan ku sepanjang kita bersama..

Setelah sekian lama aku berlayar mengelilingi samudra yang luas, berkelana dari satu pulau demi pulau, memandangi satu demi satu rembulan yang berjatuhan, merasai gumpalan udara yang berbeda dari satu tempat ke tempat lain, akhirnya ku temukan sebuah pelabuhan terakhir bagiku.. Dan pelabuhan itu tak lain adalah dirimu..


Untuk seseorang yang bayangnya selalu ada di dalam percik sinar mataku..

Kekasihku..

Saat aku melihat laut yang diselimuti oleh kemilau senja, aku jadi teringat keindahan dirimu yang berhasil membuatku menemukan separuh diriku yang hilang.. Dirimu dan laut, tetapi, sejujurnya, aku berani bilang bahwa dirimu lebih indah daripada langit dan laut.. Ya, sungguh lebih indah daripada keduanya.. Serupa dengan judul puisi yang sangan teramat aku sukai dari seorang penyair Perancis.. “Tue es plus belle que le ciel et la mer.” (kau lebih indah daripada langit dan laut).. Puisi itu memang berisi tentang bagaimana kita mencintai diri kita sendiri, tetapi aku ingin mendedikasikan sepotong judul itu hanya untuk kamu..


Dalam tulisan ini, kusisipkan selarik senyumku, segumpal rinduku, serta partikel-partikel cintaku dari dalam bilik hatiku..

Sejak kita bercinta, tiada lagi takut yang berkuasa atas diriku.. Andai mentari enggan bersinar esok pagi, aku percaya, cinta kita tetap dapat memberi terang bagi kehidupan di bumi ini..

Teruslah mencintaiku sebesar aku mencintaimu.. Biarkan api cinta itu membakar kita hingga lebur dan membaur tak terpisahkan..


Untuk huruf A yang menjadi pengawal hari-hariku..
Kasihku, ada sebuah cerita yang ingin ku kisahkan kepadamu..


Pada mulanya adalah Laut yang menyimpan cintanya terhadap Senja.. Entah sudah berapa abad lamanya Laut menyembunyikan perasaan cintanya dan tak pernah berani mengungkapkan nya kepada Senja.. Setiap kali Senja menghiasi langit, Laut tak pernah alpa untuk memandanginya.. Bila Senja berganti malam, Laut akan bergejolak dalam kesendiriannya.. Diam-diam, dia merintih dalam hatinya.. Berharap waktu cepat bergulir agar keesokan harinya, dia bisa kembali bertemu dengan wajah Senja yang begitu indah.. Lama-kelamaan, perasaan cinta yang terpendam itu sudah tak bisa ditahannya lagi..

Pada suatu sore, Laut tak ingin kehilangan Senja lagi.. Dia berniat untuk memilikinya.. Meraihnya secara utuh..

Laut mendorong tubuhnya setinggi-tingginya untuk mencapai Senja.. Meskipun dia telah berusaha sekuat tenaga, tetap saja dia tak berhasil mencapainya.. Malahan, perahu-perahu yang bergerak di atas tubuhnya bergulingan.. Orang-orang yang sedang berenang tak mampu menyelamatkan diri dan ikut tergulung dalam gelombangnya yang kuat dan tinggi..

Laut berusaha keras, tetapi tak membuahkan hasil juga.. Hatinya remuk redam.. Cintanya pupus sudah.. Dia mengamuk.. Gelombangnya yang tinggi mengacau.. Ombak kencangnya menghempas ke arah daratan.. Menelan rumah-rumah yang berada di sekitarnya.. Banyak orang-orang berusaha melarikan diri, tetapi tak berhasil luput dari kemarahan dan kekecewaan Laut yang ganas itu..

Kelak, penjuru lain akan mencatatnya sebagai sebuah tradegi.. Bencana alam.. Tak satu pun yang tau bila saat itu Laut sedang patah hati..

Cerita itu mengingatkan ku pada suatu ketika di masa kecilku.. Setiap kali aku melihat burung yang terbang melintasi langit, terbersit keinginanku untuk memiliki sepasang sayap.. Aku ingin sekali menemukan nirwana yang menurut cerita terletak di balik gumpalan awan.. Tetapi, aku tak mungkin bisa memiliki sepasang sayap itu.. Sering kali, aku hanya menatapi burung-burung yang beterbangan dengan tatapan putus asa..

Aku ingin sekali mencapai nirwana yang tersembunyi di balik lapisan awan biru.. Pernah suatu ketika, aku bermimpi menjadi seekor burung.. Aku begitu bahagia menemukan sepasang sayap melekat pada tubuhku yang ringan melayang.. Kukepakan perlahan hingga tubuhku membumbung tinggi.. Tetapi pada suatu titik ketinggian, entah mengapa, tiba-tiba aku kehilangan keseimbangan dan melayang jatuh perlahan-lahan.. Begitu tubuhku membentur permukaan tanah, aku segera tersentak bangun dari tidurku dengan cucuran keringat dingin..

Ketika aku menemukan dirimu, aku baru mengerti makna mimpi itu.. Pernah sekali kucoba terbang untuk menemukan nirwana di balik langit, tetapi aku tergelincir jatuh.. Namun, kalau aku berada di sisimu.. Aku tak lagi perlu terbang memburu nirwana itu.. Sebab telah kau cipta negeri indah itu, tepat di dalam hatiku..


Untuk seseorang yang telah menggenapi hidupku dengan cinta..

Kekasih..

Betapa bersyukurnya aku telah menemukan dirimu.. Merajut hari demi hari dengan gelagak rindu dan cinta kita.. Menjalani tiap detik dengan penuh semangat.. Setiap pesan pendek dan telepon mu menjadi pasokan energi yang angat sangat berarti untukku.. Membuatku tak pernah lupa menyunggingkan senyum.. Membuat bibir ku membisikkan nama mu kala aku belum terlelap pada malam-malam senyap.. Aku terlahir tak sempurna, tetapi bersamamu aku menjadi sempurna..

Setahun lebih kita susuri bersama rindu, senyum, tawa, dan tangis.. Semuanya bercampur baur, menyuguhkan warna-warni dalam jejaring waktu yang kita lalui..

Setiap kali kita usai bertemu dan kembali ke kediaman masing-masing, aku selalu merasakan rindu yang menyergap.. Andaikan aku adalah sang waktu.. Pasti akan ku putar waktu dengan cepat sehingga rindu itu akan segera tergenapi dengan sebuah pertemuan selanjutnya..

Kekasihku, percayalah, kelak kita akan menjalani hidup bersama di suatu sudut dunia.. Biarlah hanya kita berdua yang mengerti perasaan itu.. Cinta hadir bukan untuk diteorikan atau dijerat dalam aneka aturan..

Ditemani serumpun rindu..

Aku selalu mencintaimu..
Semesta diriku hanyalah untukmu..

1 komentar:

rahmat hidayat mengatakan...

buat sapa tuch sayang ???